Sanana, Kepulauan Sula — Tim Ekspedisi Patriot dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melanjutkan rangkaian kegiatan di Kabupaten Kepulauan Sula dengan mengunjungi industri pengolahan cokelat Sulamina (5/9/25). Kunjungan ini meninjau best practice hilirisasi komoditi unggulan kakao dan rantai pasok produksi cokelat. Agenda ini tidak hanya berfokus pada pengembangan wawasan, tetapi juga mendorong sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi lokal.
Industri coklat Sulamina menjadi salah satu pelaku usaha lokal yang kini menjadi ikon baru Kepulauan Sula. Industri ini memanfaatkan hasil kakao dari perkebunan rakyat di Pulau Sulabesi dan Mangole untuk diolah menjadi produk cokelat siap konsumsi. Tim Ekspedisi Patriot diajak menyusuri perkebunan kakao, melihat rantai produksi, mulai dari pemilihan bibit kakao, teknik penanaman bibit, proses fermentasi, pengeringan, hingga menjadi produk akhir yang dipasarkan dengan merek Sulamina. Produk ini telah meraih apresiasi dalam berbagai pameran UMKM, menembus pasar luar Maluku Utara, bahkan ekspor ke mancanegara (Inggris).
Cokelat Sulamina diproduksi oleh PT Alam Bumi Enterprises, yang didirikan sekitar tahun 2017 di Desa Wainin, Sanana Utara, dengan misi mendongkrak peran petani lokal dalam nilai tambah produk kakao lokal. Produk Sulamina terkenal karena cita rasa khas Maluku yang otentik, diperkaya dengan varian lokal seperti pala, kenari, dan kopi. Inisiatif ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, tetapi juga memupuk kebanggaan terhadap produk daerah.
Sembari menyusuri perkebunan kakao, Tim Ekspedisi Patriot berkesempatan berdiskusi dengan pemilik Sulamina, Peter Lugtigheid. Pada mulanya, Peter dari Kanada menuju Makassar untuk belajar Bahasa Indonesia. Ia menjelajah Nusantara di sela-sela waktunya belajar, bereksperimen dengan berbagai bibit kakao. Kemudian, Peter merintis Sulamina dan memelihara kebun kakaonya tidak dalam waktu yang singkat, menjadikan alam Sula menjadi laboratoriumnya hingga menghasilkan berbagai produk olahan kakao, Sulamina. Dan saat ini Peter memiliki 50 karyawan dari penduduk sekitar.
“Bukan sekedar bisnis, melainkan juga pemberdayaan masyarakat. Kami ingin agar petani kakao di Sula mendapatkan nilai tambah dari hasil panen mereka. Dengan pengolahan yang tepat, cokelat Sula bisa dikenal luas dan menjadi kebanggaan daerah,” ujar Peter Lugtigheid.
Ketua Tim Ekspedisi Patriot UI, Prof. Manneke Budiman, MA., PhD menanggapi, “Kami belajar bahwa membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menghasilkan produk seperti Sulamina. Pengetahuan, ketekunan dan kerja keras dapat memberi dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat. Produk cokelat Sulamina bisa menjadi contoh bagaimana potensi daerah mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional,” ungkapnya.
Penulis : Ardiansyah BS
Fotografer : Ardiansyah BS