Desain RTUP Transmigrasi Sejak 2008: Tantangan Infrastruktur Desa Baruakol dan Potensi Wisata Pulau Sambiki

Mangoli, Kepulauan Sula – Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (TEP UI) mengunjungi Desa Baruakol, Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula untuk memetakan kondisi lapangan dan meninjau desain Rencana Tata Unit Permukiman (RTUP) transmigrasi yang telah direncanakan sejak 2008 (4/11/25). Tim melakukan dialog dengan perangkat desa dan kelompok masyarakat untuk memahami harapan serta kendala lokal.

Sejak awal program transmigrasi di wilayah Mangoli, desain RTUP yang diajukan menekankan pemukiman terencana dan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan, namun implementasinya berjalan tidak seragam di tiap desa. Desa Baruakol sendiri tercatat sebagai salah satu desa di Kecamatan Mangoli Tengah yang memiliki jarak signifikan dari pusat-pusat layanan pemerintah kabupaten dan kecamatan.

Data administratif dan peta desa menunjukkan bahwa Baruakol termasuk dalam kawasan dengan keterbatasan konektivitas darat dan laut yang signifikan. Akses transportasi menuju Baruakol kerap menjadi hambatan serius bagi pengiriman bantuan, program pembangunan, dan aktivitas ekonomi. Kapal antar-pulau yang melayani rute-rute kecil tidak berlabuh di desa ini, sementara cuaca dan gelombang dapat menghentikan jalur laut selama beberapa hari jika menggunakan perahu. Tim ekspedisi mencatat bahwa peningkatan frekuensi transportasi laut dan pembangunan dermaga akan meningkatkan mobilitas masyarakat.

Di sisi lain, Baruakol dan area sekitarnya menyimpan potensi wisata bahari yang nyata, terutama Pulau Sambiki yang populer di kalangan pelancong lokal karena pasir putih dan terumbu karangnya. Pulau kecil ini dipandang sebagai aset pariwisata yang belum digarap secara sistematis, dengan pesona alam yang berpeluang menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat setempat. Namun potensi ini terkendala oleh minimnya fasilitas pariwisata dasar seperti akses penyeberangan terjadwal, tempat istirahat wisatawan, dan pengelolaan sampah. Jika dikembangkan secara partisipatif dan berkelanjutan, Sambiki dapat menjadi mesin ekonomi mikro yang memperkuat mata pencaharian warga.

Kehidupan ekonomi warga Baruakol saat ini mayoritas bergantung pada sektor perikanan dan pertanian dengan komoditas lokal yang belum mempunyai jalur distribusi kuat ke pasar lebih luas. Nelayan skala kecil memanfaatkan perahu tradisional untuk mencari ikan di perairan sekitar. Petani lokal mengelola lahan, namun akses ke bibit unggul, pupuk, dan teknologi pascapanen masih minim.

Dalam rekomendasi praktis, tim merekomendasikan beberapa intervensi prioritas: pembangunan dermaga, rute kapal, akses jalan dan jembatan, serta pengembangan paket wisata berbasis komunitas di Pulau Sambiki. Masyarakat Baruakol menyambut baik kehadiran Tim Ekspedisi Patriot karena memberi ruang bagi aspirasi lokal untuk didengar dan diintegrasikan ke rencana pembangunan. Namun warga juga berharap adanya komitmen jangka panjang dari pemerintah dan mitra agar hasil kajian tidak berhenti pada laporan semata.

 

 

Penulis: Ardiansyah BS (TEP UI)

Foto: Ardiansyah BS (TEP UI)

Share:

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social Media

Popular Post

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Kategori
On Key

Related Posts