Kebudayaan pada dasarnya merupakan pengetahuan kita mengenai masa lampau bangsa Indonesia, khususnya masa Indonesia kuno, adalah hasil penelitian para ahli folologi terhadap berbagai naskah yang terkumpul di berbagai pusat penelitian, antara lain di Museum Nasional yang di masa lalu adalah sebuah museum milik Batavlaasch Genootshap van Kunsten en Wetenschappen.
Penelitian naskah-naskah antara lain, telah membuka kemungkinan untuk mengerti berbagai peninggalan kepurbakalaan sehingga dapat dilakukan pemugaran di masa lampau. Pengetahuan kita mengenai berbagai kerajaan Indonesia sebagian diperoleh dari naskah-naskah. Juga mengenai berbagai aspek kebudayaan kita.
Walaupun jumlah pengetahuan yang telah diperoleh dari studi ilmiah terhadap naskah-naskah dalam koleksi Museum Nasional telah banyak, tetapi masih lebih banyak lagi yang dapat digali. Mungkin orang berpendapat bahwa studi naskah tidak banyak manfaatnya dalam dunia masa kini. Pendapat demikian ini adalah pendapat yang mengingkari kenyataan bahwa bangsa kita termasuk bangsa beraksara yang telah lama mengerti dan melakukan perekaman dalam tulisan. Dan pendapat ini juga menutup mata terhadap kearifan kebudayaan yang direkam dalam naskah-naskah itu. Tanpa mencari-cari agaknya jelas bagi yang sudi merenung, bahwa pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional kita tldak mungkin dimulai dengan mengingkari sumber kebudayaan kita.
Tentu tidak semua orang merasa terpanggil untuk menjadi peneliti naskah lama. Selain untuk mampu melakukannya dengan baik, diperlukan studi dan pengalaman yang cukup banyak dan sulit. hasilnya tidak selalu dapat dipasarkan dengan mudah. Namun ada baiknya kalau kita mengingat, bahwa banyak bangsa lain yang berminat terhadap naskah-naskah itu, khususnya sebagai objek studi. Tentunya karena mereka berpendapat bahwa pengetahuan yang diperoleh dari studi naskah itu cukup bernilai.
Kita mengingat banyaknya sarjana di masa lalu yang mencapai ketenaran karena studinya dalam bidang filologi, yaitu studi yang banyak bertumpu pada naskah-naskah kuno. Kita ingat Professor Poerbatjaraka, Professor Husein Djajadiningrat. Dan khususnya sederetan sarjana Belanda yang berhasil menyelami kepribadian bangsa kita melalui studi filologi.
Dengan gambaran di atas dan dengan terbitnya kitab ini, semoga minat ilmiah bangsa kita, khususnya pada generasi penerus peneliti bidang sosial dan budaya akan tergugah untuk menekuni naskah kuno sebagai sumber data budaya yang masih jauh dari tuntas penggarapannya. Di masa lalu bangsa Indonesia banyak diperkenalkan kepada dunia melalui hasil penelitian filologi. Mengapa tidak kita lanjutkan ?
Buku ini adalah hasil garapan Dra. Jumsari Jusuf, Kepala Bidang Pembinaan Koleksi Naskah Museum Nasional sebagai bagian dari usaha Museum Nasional untuk menarik minat masyarakat terhadap studi naskah. Diharapkan agar minat demikian di kalangan bangsa Indonesia akan mengakibatkan pula pelestarian dari naskah-naskah yang belum berada dalam pengawasan langsung suatu instansi pemerintah. Enter