Edit Content

Perjalanan Tak Biasa: Tim Ekspedisi Patriot Melewati “Segitiga Bermuda Indonesia”

Dalam sebuah perjalanan dengan misi strategis, laut yang tenang dan langit cerah menjadi pertanda bersahabat, seakan memberi energi positif bagi Tim Ekspedisi Patriot. Tepat pukul 14.30 WIT, kapal penumpang Uki Raya 04 berangkat dari Pelabuhan Sanana menuju Falabisahaya. Riak ombak yang ditinggalkan kapal berkilauan memantulkan cahaya matahari sore, memberi nuansa optimisme di awal perjalanan. Ekspedisi Patriot yang dijalankan tim dari ITS kali ini mengangkat tema kedua, yakni menggali potensi komoditas unggulan Pulau Mangoli.

Di atas kapal, hembusan angin sepoi-sepoi menemani perjalanan, sementara pandangan mata tak lepas dari panorama indah Kepulauan Sula—sebuah surga terpencil yang jarang dijamah. Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam, kapal singgah di Pulau Pas Ipa. Di sini, masyarakat setempat dengan ramah menawarkan longboat atau yang akrab disebut fiber/body untuk mengangkut penumpang dan barang. Obrolan ringan pun mengalir, menceritakan kekayaan alam yang mereka miliki: perkebunan kakao, cengkeh, hingga hasil tangkapan ikan yang melimpah. Sekitar 15 menit berlabuh, kapal kembali melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Dofa.

Sesampainya di Pelabuhan Dofa pada pukul 19.45 WIT, tim menyempatkan diri mencicipi ikan bakar dan udang kecap yang dijajakan oleh mama-mama setempat. Hangatnya hidangan sederhana itu semakin bermakna saat masyarakat, kru kapal, dan Pak Jusuf—Kabid Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Sula—berbagi cerita tentang fenomena perairan di kawasan ini. Dalam hitungan menit, laut yang semula tenang bisa tiba-tiba berubah ganas. Pada bulan-bulan tertentu, arus laut tampak miring deras dari utara menuju selatan, seakan memberi peringatan agar selalu waspada.

Tidak lama setelah meninggalkan Dofa, kapal memasuki Selat Capalulu. Arus yang kuat membuat laju kapal sedikit goyah dan melambat. Angin kencang menambah dramatis suasana, bahkan layar kapal berderak terdorong oleh hembusan yang tiba-tiba. Fenomena misterius berupa arus kencang dan pusaran air cepat bermunculan, menimbulkan rasa was-was di antara penumpang. Literatur oseanografi sering menyebut kawasan ini sebagai “Segitiga Bermuda Indonesia”.

Meski demikian, keindahan tetap hadir di kanan-kiri kapal. Gugusan pulau berdiri bagai pagar alami, melindungi lautan luas. Sesekali ikan kecil melompat ke permukaan, memberi tanda betapa kayanya sumber daya laut di kawasan ini. Sore itu, matahari perlahan tenggelam di balik perbukitan pulau, menciptakan pemandangan senja yang menenangkan. Kontras antara ketegangan dan ketenangan membuat perjalanan terasa begitu luar biasa.

Akhirnya, sekitar pukul 21.40 WIT, kapal merapat di Pelabuhan Falabisahaya. Suasana ramai menyambut: masyarakat sudah bersiap menjemput keluarga, perahu nelayan bersandar, dan sebagian warga membantu menurunkan barang untuk dipindahkan ke perahu kecil. Pemandangan kebersamaan, gotong royong, dan kehangatan komunitas begitu terasa.

Perjalanan ini menjadi pengalaman tak biasa bagi Tim Ekspedisi Patriot ITS. Mereka tidak hanya menyaksikan fenomena alam yang menegangkan, tetapi juga merasakan keindahan surga terpencil serta kearifan masyarakat setempat. Semua itu memberi semangat baru bagi tim untuk terus meneliti, mengembangkan, dan menyusun peta jalan hilirisasi komoditas unggulan Pulau Mangoli. Dari perjalanan yang penuh warna inilah, riset terbaik diharapkan lahir demi masa depan daerah kepulauan yang lebih maju.

Penulis: Bagus Satrio

Fotografer: Bagus Satrio

Share:

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social Media

Popular Post

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Kategori
On Key

Related Posts