Edit Content

Sebuah Sekolah Bernama Desa

Peribahasa Latin kuno mengatakan verba volant, scripta  manent, yang artinya ”yang terucap akan lenyap, yang tertulis akan abadi”. Sebuah kalimat petuah yang mengingatkan betapa pentingnya sebuah catatan. Melalui catatan atau tulisan, sejarah dan peristiwa akan bisa diketahui meskipun rentang waktunya telah lama berlalu.

Buku adalah implementasi catatan dan tulisan yang disusun penuh keteraturan untuk mengabadikan peristiwa maupun ilmu pengetahuan. Melalui buku, segala catatan akan menempatkan keabadiannya, karena terus menerus dibaca dan dipelajari dari generasi ke generasi.

Buku ini merupakan kumpulan catatan penulis untuk mengabadikan sebagian kecil saja beberapa momen saat menjalankan tugas sebagai abdi negara di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. Ya, sebagian kecil saja, karena tentu ada banyak momen yang tidak sempat dituangkannya dalam bentuk tulisan. Berbagai tugas mengunjungi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi, dan tugas-tugas yang lain, merupakan pengalaman berkesan dan pelajaran berharga bagi penulis. Benar-benar menjadi pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga. Dengan alasan ini jugalah maka buku ini berjudul “Sebuah Sekolah Bernama Desa”.

Selain mencatat tentang pengalamannya sebagai abdi negara yang bertugas di Kemendesa PDTT, buku ini juga menyajikan peristiwa kebersamaan penulis dengan keluarga dan handai taulannya. Juga, sebagai akademisi, buku ini juga menuliskan beberapa kegiatan penulis yang berhubungan dengan kampus.

Tulisan dikemas secara sederhana dan mudah dipahami oleh setiap pembaca. Bukan semata menulis tentang kegiatan yang dilakukan, namun penulis juga mencoba memotret sisi lain di balik setiap agenda.  Ada hal-hal yang mungkin layak diketahui oleh pembaca dan diambil ibrahnya.

Luthfiyah Nurlaela sendiri sudah bukan kali ini saja menuangkan catatan perjalanan dan pekerjaannya ke dalam sebuah buku. Beberapa bukunya terdahulu, beberapa sudah pula diterbitkan dengan latar belakang serupa. Pengalaman sebagai pencinta alam sekaligus penulis menjadikan harmoni tersendiri dalam kehidupan Luthfiyah. Itulah yang kemudian menjadi kekuatan dari setiap tulisannya. Tulisan yang kuat dari sisi deskriptif dan naratif membuat catatan-catatannya hidup, sehingga pembaca mudah mencerna informasi yang disampaikan.

Bisa dikatakan, buku ini tak ubahnya laporan jurnalistik, karena semua peristiwa diambil dari kejadian nyata. Dari sekadar catatan napak tilas sampai laporan langsung kedinasan yang penuh tantangan. Catatan romansa bersama keluarga juga dikemas sebagai bagian dari historia tersendiri yang layak dinikmati siapa saja.

Inilah catatan lebih dari tiga tahun perjalanan Luthfiyah Nurlaela dalam mengabdikan dirinya untuk negeri tercinta melalui Kemendesa PDTT. Semoga buku penuh inspirasi ini menjadi bacaan bermanfaat.

Tag :

Share:

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social Media

Popular Post

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Kategori
On Key

Related Posts