Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) merupakan organisasi profesi yang menghimpun para ahli pernaskahan di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 5 Juli 1996 oleh sejumlah sarjana filologi dan peminat kajian naskah kuno Nusantara di Indonesia, salah satunya adalah Prof. Dr. Achadiati Ikram dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Pada tahun 2021, Manassa menginjak usia 25 tahun atau seperempat Abad. Dalam perjalanannya, Manassa menjelma menjadi sebuah organisasi profesi yang terdepan untuk mengawal tetap terjaganya eksistensi warisan budaya dalam bentuk naskah-naskah kuno nusantara. Melalui cabang-cabangnya di daerah yang tersebar hampir di setiap provinsi di Indonesia, Manassa menggelar berbagai aktivitas berkaitan dengan pelestarian dan pengkajian naskah kuno Nusantara.
Dalam rangka merayakan usia seperempat abad, Manassa akan menggelar Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara Ke-18, yang merupakan event internasional yang rutin diselenggarakan 2 (dua) tahunan. Para Filolog, penggiat, dan pemerhati naskah kuno nusantara, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri ikut meramaikan kegiatan akbar ini. Mengingat pandemi COVID-19 belum kunjung reda, maka simposium ini akan dilaksanakan secara daring pada tanggal 25-26 Agustus 2021.
Dalam symposium ini, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando akan menyampaikan Arah Kebijakan pengelolaan naskah nusantara melalui strategi peningkatan koleksi nasional, yang lengkap dan mutakhir. Kemudian upaya pelestarian naskah nusantara melalui preservasi dan alih media yang akan memperpanjang usia naskah nusantara baik fisik maupun isinya sehingga bisa dinikmati masyarakat Indonesia. “Pengelolaan naskah nusantara menjadi prioritas dalam Rencana Strategis Perpusnas, tahun 2020-2024 khususnya dalam Arah Kebijakan Pengembangan, Pemanfaatan dan Pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno nusantara bagi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat untuk memperteguh jati diri bangsa,” ujarnya.
Ketua Umum Manassa, Dr. Munawar Holil, menyampaikan, “Potensi kajian para aktivis dan peneliti Manassa selama ini luar biasa dan sangat strategis bagi kehidupan berbangsa dan berbudaya, karena bersentuhan langsung dengan sumber-sumber lokal yang khas, berupa naskah-naskah kuno, dan mencakup berbagai aspek kehidupan: pengobatan, sejarah sosial, kehidupan politik, perkembangan keagamaan, budaya lokal, adat istiadat, dan lain-lain”. Lebih lanjut Dosen Universitas Indonesia ini mengungkapkan, “Meluasnya kajian pernaskahan Nusantara dalam berbagai bidang tersebut, sedikit banyak Manassa dapat memberikan sumbangsih dalam menyikapi problematika terkini baik dalam bidang kemanusiaan, kebangsaan, maupun kebudayaan nasional”.
Mahrus eL-Mawa sebagai Ketua Panitia Peringatan Seperempat Abad Manassa, menegaskan, “Kegiatan dengan tema ‘Naskah Nusantara: Identitas, Kebangsaan, dan Literasi Budaya’ ini sebagai sumbangsih Manassa kepada masyarakat Indonesia terkait peran penting keberadaan naskah kuno Nusantara saat ini. Harapannya, apa yang tertulis dalam naskah kuno itu tidak hanya sebagai sesuatu yang terjadi pada masa silam saja, namun juga dapat menjadi salah satu panduan dalam menyelesaikan sejumlah permasalahan bangsa di masa pandemi ini”. Jebolan filologi Universitas Indonesia yang pernah menjadi dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, mengungkapkan, “Sudah lebih dari 500 peserta yang sudah terkonfirmasi mendaftarkan diri.
Kegiatan akbar ini akan membahas 30 topik yang akan mendiskusikan berbagai persoalan terkini dengan merujuk pada sumber-sumber naskah kuno”. Topik-topik tersebut dikelompokkan dalam 9 panel diskusi daring yaitu:
1. Kebangsaan dan Keragaman dalam Naskah;
2. Filologi, Generasi Muda, dan Tantangan Era Digital;
3. Jalur Rempah dan Budaya Bahari dalam Naskah;
4. Kosmopolitanisme Nusantara dalam Naskah;
5. Geliat Komunitas Pernaskahan Nusantara;
6. Isu Perempuan dalam Naskah Nusantara;
7. Naskah Nusantara dan Keluasan Wawasannya;
8. Daulat Perempuan Nusantara dalam Naskah; dan
9. Lingkungan Hidup dan Industri Kreatif dalam Naskah Nusantara
Selain pemakalah, simposium akan menghadirkan 5 (lima) pembicara kunci yaitu:
1. Prof. Dr. Achadiati Ikram (Universitas Indonesia) yang akan berbicara mengenai
“Seperempat Abad Manassa, Refleksi Kondisi Pernaskahan Nusantara”;
2. Drs. Muhammad Syarif Bando, MM (Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) yang akan berbicara mengenai “Arah Kebijakan Pemerintah dalam
3. Prof. Dr. Nurhayati Rahman (Universitas Hasanuddin) yang akan berbicara mengenai
“Mempertegas Posisi Naskah sebagai Identitas Masyarakat Indonesia”;
4. Prof. Dr. Oman Fathurahman (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) yang akan berbicara
mengenai “Naskah Nusantara, Keragaman, dan Moderasi Indonesia”; dan
5. Dr. Pramono (Universitas Andalas) yang akan berbicara mengenai “Naskah Nusantara
dan Inspirasi Pengembangan Industri Kreatif”.
Penyelenggaraan Simposium ini terlaksana atas kerja sama antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, MANASSA, program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA), serta Kementerian Agama RI.