Khalidiyya terletak di Kota Tua Yerusalem di Tariq Bab
al Silsilah sekitar 150 meter dari Bab al Silsilah, salah satu gerbang utama
menuju al Haram al Sharif. Khalidiyya berisi koleksi pribadi manuskrip Arab
terbesar di Palestina dan salah satu koleksi terbesar di dunia. Koleksi
Khalidiyya MS berisi sekitar 1.200 judul, yang tertua berusia sekitar 1.000
tahun, sedangkan koleksi cetakannya, sebagian besar merupakan karya kuno abad
ke-19, berisi sekitar 5.500 jilid. Selain itu, terdapat kumpulan arsip besar surat-surat
keluarga yang berasal dari awal abad ke-18.
Khalidiyya adalah kompleks tiga bangunan di kedua sisi
Tariq Bal al Silsilah. Selain bangunan utama abad ke-13, bangunan ini juga
memiliki Lampiran Mamluk abad ke-15 (berisi cetakannya) dan tempat tinggal
Ottoman pada abad ke-18 hingga ke-19 untuk para cendekiawan tamu. Semua
bangunan tersebut merupakan bagian dari wakaf keluarga Khalidi (wakaf dhurri)
di Kota Tua. Bangunan utamanya adalah bangunan Mamluk abad ke-13 yang merupakan
bangunan Mamluk tertua kedua di Yerusalem. Bangunan ini berisi relung sembahyang
(mihrab) dan sisa-sisa prajurit emir Khawarizm yang pada abad 12-13 ikut serta
dalam pemulihan Yerusalem dari Tentara Salib.
Setelah tahun 1967, Khalidiyya, seperti banyak properti
Arab/Muslim lainnya, diancam akan disita oleh otoritas Israel dan pemukim di
sekitarnya. Upaya yang berkepanjangan dan tanpa henti untuk mengambil alih
Khalidiyya terus berlanjut selama bertahun-tahun namun mendapat perlawanan
keras dari anggota keluarga setempat dan anggota keluarga lainnya di Diaspora.
Pada tahun 1988, Sahabat Perpustakaan Khalidi (FKL)
didirikan di bawah kepemimpinan Prof Walid Khalidi di Negara Bagian
Massachusetts sebagai yayasan pendidikan bebas pajak 501 (c) (3) untuk
menggalang dukungan & mengumpulkan dana untuk menghadapi ancaman ke perpustakaan
di Yerusalem ini. Dana diperoleh dari anggota keluarga dan teman, The Ford
Foundation, UNESCO, Pemerintah Belanda, The Arab Economic Fund di Kuwait dan
lain-lain. Dengan dana ini, FKL tidak hanya mampu menahan serangan gencar
Israel, namun juga merenovasi, memperbarui & melengkapi kembali
Perpustakaan serta memulai kebijakan lingkungan untuk melestarikan
kepemilikannya.