Di balik dinding-dinding gereja Katolik Kaldea di Istanbul, Turki, tersimpan sebuah naskah langka yang menyimpan jejak ilmu pengetahuan kuno: CCI 00002. Bagi sebagian orang, kode semacam itu mungkin terdengar seperti catatan arsip biasa. Namun, di balik angka tersebut terdapat naskah berharga yang menghubungkan dunia medis Islam, tradisi Kristen Timur, dan warisan Yunani Kuno.
CCI 00002 saat ini menjadi bagian dari koleksi resmi Keuskupan Agung Katolik Kaldea di Diyarbakır, yang kini sebagian koleksinya dipindahkan ke Istanbul demi keamanan dan pelestarian. Naskah ini menarik perhatian para ilmuwan karena berisi salinan teks medis klasik: komentar abad pertengahan berbahasa Arab atas karya Aphorisms karya Hippocrates.
Hippocrates, yang dijuluki Bapak Kedokteran, menulis kumpulan aforisma medis yang menjadi acuan para dokter dari Yunani Kuno hingga dunia Islam. Dalam perjalanannya, teks-teks ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dipelajari oleh para tabib Muslim abad pertengahan. CCI 00002 menjadi saksi dari proses transmisi ilmu pengetahuan lintas budaya itu.
Yang membuat CCI 00002 unik adalah bahwa komentar terhadap Hippocrates ini disalin dan disimpan di lingkungan gereja Kristen Timur. Ini menunjukkan bahwa pada masa lampau, batas antara ilmu pengetahuan dan agama tidak sekeras yang kita bayangkan. Gereja Katolik Kaldea, yang berakar di Timur Tengah, tetap menjaga naskah-naskah ilmu kedokteran sebagai bagian dari tradisi intelektual mereka.
Lokasi naskah ini sekarang di Istanbul, namun akar sejarahnya berada di Diyarbakır, sebuah kota tua di tenggara Turki yang sejak lama menjadi persimpangan peradaban. Kota ini pernah menjadi rumah bagi komunitas Kristen Kaldea, Armenia, dan Kurdi, hidup berdampingan dengan mayoritas Muslim. Di sanalah CCI 00002 dahulu disalin dan disimpan.
Melalui situs digital Perpustakaan Manuskrip dan Museum Hill, siapa pun kini dapat mengakses CCI 00002 tanpa harus berkunjung langsung ke Istanbul. Fitur ini membuka peluang besar bagi para peneliti, mahasiswa, maupun publik umum yang ingin menelusuri isi naskah secara daring. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa teknologi modern dapat membantu melestarikan warisan budaya yang rapuh.
Dalam tradisi Islam, karya-karya Yunani seperti milik Hippocrates banyak dipelajari dan dikembangkan. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina dan Al-Razi meneruskan pemikiran-pemikiran tersebut, memberi komentar, bahkan memperbaiki dan menambahkan teori baru. CCI 00002 adalah bagian dari mata rantai tersebut, memperlihatkan bagaimana para cendekiawan Muslim dan Kristen Timur sama-sama mempelajari dan menyalin karya medis klasik.
Menariknya, teks komentar yang ada dalam CCI 00002 bukan sekadar terjemahan langsung. Banyak komentar tersebut berisi penjelasan yang disesuaikan dengan pemahaman medis lokal, termasuk pengamatan tentang penyakit dan pengobatan yang relevan di Timur Tengah. Artinya, naskah ini juga berfungsi sebagai cermin kondisi sosial dan ilmiah di masanya.
Selain nilai ilmiah, naskah ini juga memiliki nilai artistik. Seperti banyak manuskrip Timur Tengah lainnya, CCI 00002 kemungkinan besar dihiasi dengan kaligrafi indah dan tata letak halaman yang tertata rapi. Aspek ini menunjukkan bahwa bagi masyarakat masa itu, ilmu pengetahuan dan keindahan visual berjalan beriringan.
Lebih jauh lagi, keberadaan CCI 00002 di Istanbul saat ini menjadi simbol perjalanan panjang manuskrip dari tangan para penyalin di Diyarbakır menuju kota besar yang kini menjadi pusat modernisasi Turki. Proses migrasi ini mengingatkan kita bahwa naskah kuno bukan benda mati, melainkan entitas hidup yang terus berpindah dan dibaca ulang di berbagai zaman.
Banyak orang menganggap ilmu kedokteran adalah produk modern semata, padahal sejarah seperti yang tercatat dalam CCI 00002 menunjukkan bahwa pemahaman manusia tentang tubuh dan penyakit telah berkembang sejak ribuan tahun lalu, melalui proses belajar bersama lintas agama, budaya, dan bahasa.
Peran gereja Kaldea dalam menjaga naskah semacam ini juga memperluas pengertian kita tentang kontribusi komunitas minoritas terhadap ilmu pengetahuan. Mereka tidak hanya menjaga iman, tetapi juga melestarikan warisan intelektual yang bermanfaat bagi umat manusia secara keseluruhan.
Saat ini, naskah seperti CCI 00002 mengajarkan kita dua hal: pertama, pentingnya kolaborasi antarbudaya dalam membangun ilmu pengetahuan; kedua, perlunya menjaga dan mendigitalkan naskah-naskah kuno agar tetap bisa diakses oleh generasi masa depan.
Bagi masyarakat umum yang mungkin tidak akrab dengan dunia manuskrip, kisah CCI 00002 bisa menjadi pintu masuk yang menarik ke dunia sejarah medis dan filologi Timur Tengah. Dari Gereja Kaldea hingga layar komputer kita, naskah ini adalah bukti nyata bahwa pengetahuan tidak mengenal batas ruang dan waktu.
Sumber: HMML