Karya Maẓhar al-ʿAjāʾib adalah sebuah renungan yang ditulis untuk menguraikan ajaran Aghā-yi Buzurg, seorang guru agama perempuan yang aktif pada awal abad ke-16 di Bukhara, Asia Tengah. Karya ini diproduksi dalam konteks sosial, ekonomi, dan agama yang sedang mengalami perubahan besar di wilayah tersebut, pasca runtuhnya dinasti Timurid dan pembentukan dinasti Shibanid di Mavarannahr serta dinasti Safawiyah di Iran. Perubahan ini menandai periode transisi penting dalam sejarah politik dan sosial Asia Tengah.
Dalam Maẓhar al-ʿAjāʾib, Aghā-yi Buzurg digambarkan sebagai seorang figur spiritual yang menantang narasi gender konvensional pada masa itu. Karya ini memperlihatkan bagaimana tradisi yang dianut oleh Aghā-yi Buzurg menekankan kesetaraan spiritual antara perempuan dan laki-laki, yang menjadi aspek penting dalam ajarannya. Hal ini berfungsi untuk menanggalkan pandangan dominan yang seringkali menempatkan perempuan dalam posisi inferior dalam masyarakat patriarkal.
Karya ini juga menunjukkan bahwa wacana Muslim, khususnya dalam tradisi Sufi, memiliki banyak suara dan perspektif yang tidak selalu mencerminkan pandangan gender yang bias. Dengan demikian, Maẓhar al-ʿAjāʾib bukan hanya menjadi sebuah teks spiritual, tetapi juga sebuah pernyataan penting yang mengajukan tantangan terhadap cara berpikir konvensional mengenai sejarah gender di Asia Tengah pada periode awal modern. Buku ini menyuguhkan pemahaman yang lebih luas tentang kontribusi perempuan dalam tradisi keagamaan dan intelektual, serta memberikan ruang bagi refleksi lebih dalam tentang peran perempuan dalam sejarah spiritual di dunia Islam.