Edit Content

Tak Berpagar dan Landasan Tak Beraspal, Potret Keterbatasan Bandara Kawasan Transmigrasi Mangoli

Kawasan Transmigrasi Mangoli di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, merupakan wilayah strategis yang sedang berkembang sebagai pusat ekonomi dan permukiman baru, serta konektivitas antar-pulau. Salah satu infrastruktur yang memiliki peran penting dalam mendukung percepatan pembangunan kawasan ini adalah Bandara Dofa Benjina, sebuah bandara perintis yang berlokasi di Desa Falabisahaya, Pulau Mangoli.

Kabupaten Kepulauan Sula memiliki karakteristik wilayah maritim dengan konektivitas antar-pulau yang sangat bergantung pada jalur laut. Kondisi geografis seperti ini seringkali menimbulkan tantangan dalam distribusi logistik, pelayanan publik, hingga mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, kehadiran bandara merupakan solusi konkret bagi: 1) Pengurangan waktu tempuh ke pusat pemerintahan Provinsi Maluku Utara dan kota-kota besar lainnya, 2) Kelancaran distribusi barang kebutuhan masyarakat, 3) Akses layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih cepat dan memadai.

Bandara Dofa Benjina menjadi simpul strategis untuk memperluas aksesibilitas dan stabilitas logistik di kawasan transmigrasi Mangoli dan sekitarnya. Bandara ini awalnya dibangun sebagai pendukung kegiatan industri dan konektivitas masyarakat setempat. Dalam perkembangannya, fasilitas bandara terus ditingkatkan untuk mendukung operasional pesawat perintis dan kebutuhan pelayanan transportasi udara yang lebih layak.

Ketika Tim Ekspedisi Patriot UI mengunjungi Bandara Dofa Benjina (25/1025), salah satu tim, Ardiansyah BS, bertanya kepada kepala bandara berkenaan dengan nama bandara yang identik dengan nama Desa Dofa, pusat kecamatan Mangoli Barat, sedangkan bandara ini berlokasi di Mangoli Utara. Kepala Bandara Dofa Benjina menjelaskan bahwa pada mulanya bandara ini akan dibangun di Desa Dofa, namun karena kebutuhan mobilitas pimpinan dan karyawan perusahaan kayu di Falabisahaya, pembangunan bandara bergeser ke Desa Falabisahaya. Jumlah seluruf staf bandara ini delapan belas (18) orang, tiga (3) ASN, satu (1) PPPK, dan selebihnya honorer, petugas keamanan dan kebersihan.

Program transmigrasi di Mangoli menuntut adanya infrastruktur yang layak untuk 1) menunjang pergerakan komoditas hasil pertanian dan perikanan, 2) kedatangan tenaga pendamping, tenaga kesehatan, pendidikan, dan aparatur pemerintah, 3) promosi investasi, baik untuk sektor pariwisata, perikanan, maupun pengolahan hasil bumi.

Bandara Dofa Benjina berpotensi menjadi hub distribusi bagi hasil bumi Mangoli seperti kopra, cengkeh, pala, kakao, rumput laut, hingga sumber daya kelautan lainnya, sehingga membuka peluang pasar yang lebih luas. Dalam konteks pembangunan wilayah kepulauan, Bandara Dofa Benjina turut memperkuat konektivitas dengan bandara lain di Maluku Utara seperti Bandara Emalamo di Sanana dan Bandara Sultan Babullah di Ternate. Dengan dukungan rute penerbangan perintis yang berkelanjutan, jaringan transportasi udara ini dapat:

  1. Menjembatani keterisolasian geografis,
  2. Mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan timur Indonesia,
  3. Mengembangkan potensi wisata alam dan budaya Mangoli yang masih tersembunyi.

Meski memiliki kontribusi penting, sejumlah tantangan masih perlu menjadi perhatian dalam pengembangan Bandara Dofa Benjina, di antaranya: 1) Kapasitas infrastruktur yang masih terbatas, 2) Jadwal penerbangan yang belum optimal, 3) Ketergantungan pada pembiayaan pemerintah untuk perbaikan dan pengembangan sistem navigasi, 4) Perlunya dukungan ekosistem ekonomi yang ikut tumbuh seiring bandara berkembang.

Kapasitas infrastruktur yang masih terbatas seperti ketiadaan pagar yang mengelilingi wilayah bandara, kondisi ini membuat orang atau hewan bebas keluar-masuk wilayah bandara, landasan pesawat yang masih berupa tanah dan perlengkapan bandara lainnya di dalam dan luar gedung perlu menjadi perhatian pemerintah,

Jadwal penerbangan yang hanya seminggu sekali, dengan kemungkinan sewaktu-waktu bisa dibatalkan secara mendadak. Kondisi ini pernah dialamai oleh Ketua Tim Ekspedisi Patriot UI, sehingga harus menggunakan kapal dengan waktu tempuh yang lebih lama. Kepala bandara memberikan keterangan bahwa animo masyarakat untuk menggunakan pesawat cukup tinggi dilihat dari daftar tunggu antrian, melihat kondisi ini, Tim Ekspedisi Patriot UI menanyakan kenapa tidak diperbanyak jadwal penerbangannya? Menurut keterangan kepala bandara, Kab. Kepulauan Sula mendapatkan tiga subsidi penerbangan, karena memiliki dua bandara di dua pulau yang terpisah, Sanana mendapat dua penerbangan, dan Mangoli mendapat satu. Pernah di kepemimpinan sebelumnya, tiga subsidi pesawat untuk Mangoli karena di Sanana sudah ada maskapai lain. Pengaturan ini berada di pemerintah daerah, oleh karena itu kepala bandara berharap di Mangoli mendapatkan dua penerbangan.

Bandara Dofa Benjina bukan sekedar fasilitas transportasi udara, tetapi bagian penting dari infrastruktur pemercepat pembangunan kawasan transmigrasi Mangoli. Dengan peningkatan kapasitas layanan dan kolaborasi lintas sektor, bandara ini memiliki potensi besar sebagai pintu gerbang pengembangan ekonomi lokal, penguatan konektivitas wilayah kepulauan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat Mangoli.

 

 

 

 

 

Penulis: Ardiansyah BS (TEP UI)

Foto: Ardiansyah BS (TEP UI)

Share:

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social Media

Popular Post

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Kategori
On Key

Related Posts