Tancapkan Alat, Hasil Langsung Muncul! Ini Cara Praktis TEP UI Mangoli Identifikasi Tanah

Mangoli, Kepulauan Sula — Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (TEP UI) kembali memperkenalkan inovasi sederhana namun revolusioner dalam upaya pengembangan pertanian di kawasan transmigrasi Mangoli. Dalam kegiatan survei potensi lahan dan tanaman unggulan desa, tim menggunakan alat identifikasi tanah portabel yang mampu menunjukkan karakteristik tanah tanpa perlu mengambil sampel ke laboratorium. Cukup dengan menancapkan alat ini ke tanah dan menunggu beberapa detik, hasil analisis langsung muncul di layar indikator. Teknologi ini menjadi solusi praktis bagi masyarakat desa untuk mengenali kondisi lahannya sendiri

Alat yang digunakan TEP UI ini tidak memerlukan listrik, baterai, maupun perangkat digital tambahan. Mekanismenya mengandalkan prinsip sensor elektro-kimia yang merespons kandungan mineral dan kadar kelembapan tanah. Dalam hitungan detik, alat ini menampilkan hasil berupa tingkat pH, kesuburan, dan jenis tanah, seperti lempung, liat, atau berpasir. “Alat ini sangat berguna di daerah terpencil yang belum memiliki akses laboratorium tanah,” ujar salah satu anggota TEP UI bidang agroekologi. “Dengan cara ini, petani bisa tahu langsung tanaman apa yang cocok tumbuh di lahannya.”

Metode ini sangat berbeda dengan proses konvensional yang biasanya membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi. Biasanya, pengambilan sampel tanah harus dikeringkan, dikemas, lalu dikirim ke laboratorium untuk diuji kimiawi. Proses tersebut bisa memakan waktu hingga beberapa minggu dan tidak selalu terjangkau bagi masyarakat desa. Kini, dengan alat ini, hasil bisa diketahui di tempat dan saat itu juga. Hal ini memungkinkan petani dan pendamping desa untuk segera menyesuaikan rencana penanaman dan pemupukan sesuai kondisi nyata di lapangan.

Menurut tim TEP UI, pelatihan penggunaan alat ini sangat mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat umum. Hanya diperlukan bimbingan singkat untuk memahami cara menancapkan alat dengan benar dan membaca indikator hasil. Skala warna dan angka yang muncul telah disesuaikan agar mudah dipahami tanpa latar belakang teknis khusus. “Kami ingin teknologi ini bisa digunakan oleh petani secara mandiri,” kata salah satu koordinator lapangan. “Prinsipnya, teknologi harus membebaskan masyarakat dari ketergantungan, bukan malah menyulitkan.”

Uji coba alat ini dilakukan di setiap titik lahan di kawasan transmigrasi Mangoli. Dari hasil pengukuran lapangan, sebagian besar lahan di kawasan tersebut menunjukkan tingkat keasaman yang cukup stabil dan cocok untuk tanaman perkebunan seperti kelapa, jagung, dan ubi kayu. Namun, ada juga area dengan pH rendah yang disarankan untuk penanaman padi ladang atau tanaman hortikultura tertentu.

TEP UI menjelaskan bahwa pendekatan identifikasi cepat tanah ini bukan hanya untuk menentukan jenis tanaman, tetapi juga untuk mendukung pengambilan keputusan pembangunan pertanian berkelanjutan. Dengan data yang diperoleh secara instan, desa dapat merencanakan pemetaan komoditas unggulan dan rotasi tanam tanpa menunggu hasil laboratorium yang lama. Sistem ini juga dapat membantu menentukan kebutuhan pupuk organik dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia pertanian.

Lebih jauh, tim berencana untuk melatih kader lokal dan petani transmigran agar mampu melakukan pengukuran rutin secara mandiri. Hasil pengukuran tersebut dapat direkap setiap musim tanam untuk memantau perubahan kualitas tanah dari waktu ke waktu. “Kita ingin agar ilmu pengetahuan tidak berhenti di kampus,” ujar salah satu dosen pembimbing TEP UI. “Ketika alat ini bisa dioperasikan langsung oleh petani, maka ilmu benar-benar hidup di tengah masyarakat.”

Tag :

Share:

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social Media

Popular Post

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Kategori
On Key

Related Posts

Sampai Bertemu Lagi, Pa

PENULIS: drg. Diah Puji Astuti, MM., Cht, EDITOR: Pram TEBAL HALAMAN: 95 UKURAN BUKU: 15,5 x 23 cm…