Edit Content

Tak Ada Akses Jalan, Tim Ekspedisi Patriot Mangoli Lintasi Jalur Laut Telaah Pemukiman Transmigrasi Lama dan Baru

Mangoli, Kepulauan Sula – Tim Ekspedisi Patriot Mangoli, UI & ITS,  kembali melanjutkan misinya dengan menyusuri jalur laut untuk meninjau sejumlah pemukiman transmigrasi di kawasan Pulau Mangole. Perjalanan ini dilakukan guna mengkaji perbedaan kondisi pemukiman transmigrasi lama dengan yang baru, sekaligus menilai keberhasilan maupun tantangan yang masih dihadapi masyarakat. Tim berkoordinasi dengan Camat Mangoli Utara untuk mengunjungi pemukiman transmigrasi.

Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Falabisahaya menuju beberapa titik pemukiman yang telah lama menjadi lokasi program transmigrasi. Tim menggunakan kapal kayu motor yang menjadi transportasi utama masyarakat untuk menjangkau desa-desa pesisir. Sepanjang perjalanan, tim mencatat akses transportasi laut masih menjadi jalur vital yang menghubungkan warga transmigrasi dengan pusat ekonomi maupun pemerintahan.

Satu jam perjalanan, Tim Ekspedisi Patriot tiba di Desa Saniahaya. Desa ini tidak terdapat pemukiman transmigrasi, namun telah disiapkan sejumlah lahan untuk program ini. Fasilitas pendidikan berupa SD Inpres cukup bagus bangunannya, namun perpustakaan lebih berfungsi sebagai gudang. Terdapat 3 guru ASN dan 5 guru honorer, namun guru ASN tidak pernah hadir karena tidak mendapat tunjangan daerah terpencil, keterangan kepala sekolah.

Selain pendidikan formal, terdapat pendidikan non-formal bagi anak-anak berupa Taman Pendidikan Quran. Menurut Imam Masjid sekaligus kepala TPQ, lembaga belum terdaftar secara resmi di Kementerian Agama. Jumlah pengajar 3 orang dan jumlah santri kurang lebih 60 orang.

Tim Ekspedisi Patriot melanjutkan perjalanan menuju Desa Modapuhi. Menggunakan perahu yang telah disewa, perpindahan dari satu titik ke titik yang lain sangat memudahkan mobilitas tim. Waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Dilanjutkan menggunakan mobil pick up tertutup. Pemandangan alam masih sangat natural, namun jalanan membuat beberapa tim harus berpegangan satu sama lain. Dari bibir pantai, jarak menuju pemukiman transmigrasi baru sejauh 5 km, sedangkan menuju transmigrasi lama sejauh 7 km.

Setibanya di lokasi, tim menemukan bahwa pemukiman transmigrasi lama umumnya sudah lebih berkembang. Infrastruktur dasar seperti jalan desa, sekolah, dan fasilitas kesehatan sudah tersedia meski dalam kondisi terbatas. Sebaliknya, pemukiman transmigrasi baru masih menghadapi persoalan mendasar, seperti akses jalan yang sulit, jaringan listrik terbatas, serta ketiadaan sarana komunikasi yang memadai.

Dalam interaksi dengan masyarakat, tim mendengar berbagai cerita mengenai proses adaptasi warga transmigrasi. Banyak transmigran lama yang telah berhasil mengembangkan lahan pertanian. Namun, warga di lokasi baru masih berjuang membuka lahan dan menyesuaikan diri dengan kondisi alam yang menantang. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pembangunan antara generasi transmigran pertama dan generasi baru.

Ketua Tim Ekspedisi Patriot Mangoli menjelaskan bahwa kajian ini penting untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai dinamika transmigrasi di Kepulauan Sula. “Kami ingin melihat bagaimana keberhasilan dan hambatan dapat diidentifikasi dengan jelas, agar menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah dalam memperbaiki kebijakan transmigrasi ke depan,” ujarnya.

Selain itu, tim juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan. Menurut mereka, keberhasilan transmigrasi tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan lahan, tetapi juga kemampuan warga dalam mengelola potensi lokal secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci dalam pembangunan kawasan transmigrasi.

Perjalanan lintas laut ini menjadi catatan penting bagi Tim Ekspedisi Patriot Mangoli dalam merumuskan hasil riset mereka. Dengan melihat langsung perbedaan pemukiman lama dan baru, tim berharap dapat memberikan rekomendasi strategis untuk memperkuat peran transmigrasi dalam pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Pulau Mangoli.

 

 

Penulis: Ardiansyah BS

Fotografer: Ardiansyah BS

Share:

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social Media

Popular Post

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Kategori
On Key

Related Posts